PENGENDALIAN EMOSI DAN PENGENDALIAANNYA
1.
Peranan Emosi
Emosi adalah
potensi manusia yang menyimpan energi dahsyat. Emosi adalah potensi yang
mencakup seluruh jenis perasaan yang ada pada diri seseorang, seperti sedih,
gembira, benci, cinta dan sebagainya.
Menurut penelitian
diketahui bahwa emosi memiliki kekuatan reaksi (respon/gerak) yang sangat
cepat, melebihi respon otak. Emosi dapat menggerakkan / menguras energi yang
berbuat sesuatu dengan menyalahkan otak. Misalnya : emosi cinta membuat orang
mengerahkan daya upaya demi yang dicintainya. Emosi suka membuat orang menghabiskan waktu, biaya perhatian dan jiwa
kepada obyek yang disukainya.
Bayangkan
bagaimana kalau emosi negatif menguasai jiwa dan tingkah laku seseorang !
Ada delapan
kelompok induk emosi (Taufik Baharudin, 2000) yakni :
1. Kemarahan meliputi kejengkelan, kebencian,
kemarahan, naik pitam, kesengita, dendam, keutuhan, permusuhan dan lain – lain.
2. Kesedihan meliputi kecemasan, gugup,
panik, prihatin, khawatir.
3. Kesenangan meliputi kebahagiaan,
kegembiraan, keceriaan, kesenangan, kepuasan, kebanggaan, kenikmatan, kebebasan
dan perasaan mania (senang berlebihan)
4. Cinta meliputi kasih sayang, kekaguman,
penerimaan, persahabatan, percaya, kebaikan, penyerahan dan sebagainya.
5. Kegiatan meliputi keheranan, kekagetan,
ketakjuban, keterpukauan, keterkesimaan, keberdebaran.
6. Kemuakan meliputi kebencian, penghindaran,
penghinaan, dan sebagainya.
7. Malu meliputi menyesal, tercela, aib, rasa
bersalah, kecewa, rendah diri, dan lain – lain.
3.
Emosi Positif dan Emosi Negatif
Kita tahu bahwa ada dua klasifikasi emosi yakni emosi positif
(suka, gembira, cinta dll) dan emosi negatif (benci, sedih, kecewa dll). Emosi
negatif bukan berarti buruk atau jahat, bahkan justru diperlukan, misalnya :
benci diarahkan untuk membenci perbuatan maksiat, curang, sombong dan lain –
lain.
Yang penting
adalah bagaimana mencerdaskan emosi sehingga mampu menggerakkan diri kita
kepada kualitas hidup dan derajad anak.
Hasil penelitian
menjelaskan bahwa emosi positif (senang, nyaman, aman, suka, gembira, dan lain
– lain) membuat / mendorong otak membangun “peta – peta” persepsi (pengertian
dan pemahaman) yang lebih baik. Ini berarti memudahkan proses mengingat,
mereproduksi ingatan dan gambaran secara lebih jelas, dibandingkan pengalaman
(ingatan) yang melibatkan emosi negatif (O Keefe dan L. Nadel, 1978, dalam
Taufik Baharudin, 2000).
Suasana hati dan
perasaan senang rileks sebelum dan selama belajar akan mempertinggi efektifitas
belajar.
Orang yang keadaan
emosionalnya tinggi, kognisinya (pikirannya) sulit bekerja menyerap isi materi
pelajaran (informasi). Keadaan emosi seseorang mudah ditangkap dari luar dan
tidak mudah ditutup- tutupi, dibanding keadaan pikiran (kognisi)nya.
Emosi (Taufik
Baharudin, 2000) mempengaruhi mekanisme : 1) belajar, 2) kemampuan mengingat,
3) perhatian, 4) motivasi 5) interpretasi kejadian 6) prediksi, 7) penyelesaian
masalah, 8) pengambilan keputusan.
Gangguan dalam
pengendalian emosi dengan turunnya kepercayaam diri. Ketidakmampuan
mengendalikan aspek emosi menyebabkan perilaku seseorang tidak lagi dilandasi
oleh otak tetapi oleh (gejolak) emosi.
4.
Mengelola Emosi
Mengelola emosi
berarti mengelola sistem emosi. Taufik Baharudin (2000) menyebutkan ada beberapa
cara :
a. Mengelola pikiran dengan menghindari cara
berpikir yang merusak :
Misal : Ah dia SELALU terlambat.
2.
Memberi cap negatif
Misal : Pantas memang dia TUKANG
RIBUT
3.
Membesar – besarkan masalah
Misal : Kenapa dia tadi diam
saja. Pasti ada sebabnya ini.
b.
Mengelola Perubahan Fisiologis
Misalnya
perubahan fisiologis ketika seseorang marah, wajahnya memerah, jantung berdetak
kencang, mata membelalak. Ketika seseorang panik tandanya tangan gemetar,
keringat dingin keluar, muka memucat, suara bergetar.
Caranya
adalah segera menyadari dan memahami perasaan ini berikut proses perubahan
fisiknya, kemudian segeralah mencegah berlanjutnya perasaan terjadi supaya
tidak berlarut – larut.
Ingatlah
mencegah rasa marah, jauh lebih mudah daripada menghentikan marah. Anda dapat
melakukan kegiatan relaksasi, ambil nafas dalam – dalam dan gerakkan persendian
dan anggota badan.
Beberapa cara praktis
mengelola marah :
1. Apabila marahnya berdiri segeralah duduk
dan berbaringlah
2. Basuhlah muka anda, lebih bagus apabila
anda bersuci
3.
Minumlah air segar
4.
Dan seterusnya
c.
Mengelola perilaku
Setiap orang
memiliki pola – pola perilaku tertentu yaitu kecenderungan berperilaku dengan
cara yang sama ketika menanggapi situasi tertentu.
Misalnya :
bila malu, menutup muka, bila marah selalu membanting benda – benda yang
dipegangnya begitulah seterusnya.
Tindakan pengelolaan perilaku misalnya :
1. Stop / berhentilah berperilaku negatif
dengan mengganti perilaku positif yang produktif.
2. Ambil nafas dalam – dalam untuk
mengendalikan aliran darah agar menjadi normal kembali
3.
Alihkan pikiran kepada Sang Pencipta
Tuhan itu Maha Pemaaf dan Maha
Penyayang
Apakah kita mau mengalahkan
Tuhan dengan marah – marah terus ?!
d.
Meningkatkan Kecerdasan Emosi
Emosi dapat dicerdaskan dengan :
1.
Mengembangkan kesadaran diri bahwa :
-
Tak
ada manusia yang sempurna pasti ada saja kelebihan dan kekurangannya.
-
Kerja
keraslah mengubah diri, Tuhan tidak akan mengubah nasin (diri) apabila kita
tidak berupaya mengubahnya, dan malah diam berpangku tangan.
-
Perlu
ada pengorbanan baik perasaan, tenaga, waktu dan biaya untuk itu. Ingat,
pengorbanan yang sedikit hasilnya besar. Pengorbanan saat ini hasilnya besar
dihati nurani.
2. Mengelola emosi dengan cara mengelola
faktor – faktor yang terkait.
3. Memotivasi diri dengan menanamkan yakin
diri, optimisme dan kebesaran hati.
Selamat membaca semoga bermanfaat bagi yang sedang emosi, semoga kita bagian orang-orang yang sabar.Amin.
http://www.google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar