PENGENDALIAN OTAK DAN EMOSI
MELALUI PENGENDALIAN FISIK
Pengendalian
fisiologis (fisik, tubuh, anggota badan) terbukti dapat mengendalikan emosi dan
otak manusia.
Berikut ini
akan disarikan peranan Neuro Linguistic Programming dalam buku Brainware
Management oleh Taufik Baharudin, 2000, halaman 332 – 354.
Manusia tidak
dapat mengekspresikan perasaannya (emosinya) tanpa disertai disertai perubahan
(gerakan) fisik – anggota badan. Misalnya : ketika marah wajahnya pasti memerah
ketika sedih akan meneteskan air mata, dan ketika gembira akan banyak
tersenyum.
Disamping itu
manusia tidak dapat melakukan perubahan (menggerakkan) fisik – jasmaninya
apabila tidak dengan mengubah pikiran (kognitif).
Mengubah
fisik/ fisiologis merupakan cara untuk mengendalikan otak, mengubah fisik –
tubuh dengan gerakan tertentu dapat mengubah secara cepat suatu situasi
(keadaan).
1. Kondisi seseorang sedih dan lesu dapat
diubah dengan segara mengangkat kepada, badan tegap, tetap tersenyum dan
memelihara nafas secara efektif.
2. Meski seseorang telah memasuki umur 40- 50
tahun, tapi tetap bekerja keras, berupaya bergerak secara enerjik, langkah –
langkahnya tetap tegar, maka ia akan tetap segar dan stabil.
Lain halnya
apabila ketika menganggap / meyakini bahwa dirinya memang sudah tua. Maka
semangatnya pun menjadi turun, fisiknya betul – betul melemah, cepat lelah dan
proses menuanya pun menjadi cepat.
3. Contoh lain adalah depresi (stres berat).
Depresi sebetulnya hanyalah akibat bukan penyebab. Depresi terjadi karena
proses internal pikiran yang “disetujui” secara fisiologis. Gambaran fisiologis
orang yang sedang stres berat / depresif adalah bahunya menurun, muka tertunduk,
wajah murung, pandangan mata kosong, detak jantung dan aliran darah pun tidak
maksimal.
Padahal
depresi dapat dicegah (diminimalisasi) dengan gerakan – gerakan fisiologis
untuk “menolak” perilaku depresif tersebut. Tampillah dengan mengubah posisi
tubuh, kepala, leher dan bahu tegak, muka terbuka, wajah disunggingkan senyum,
pandangkan mata terarah tarik nafas dalam – dalam(ingat olahraga/seni
pernafasan) dan gerak demi gerak lakukanlah dengan bertenang energik.
Cara ini
membuat otak menerima pesan tubuh/fisik untuk “bangun” membentuk biokimia dan
mengerahkan sumber energinya.
4. Proses penyembuhan dari sakit juga bekerja
dengan mekanisme – mekanisme seperti di atas. Sehingga didapat ada orang –
orang yang cepat sembuh dana dapat yang lambat.
Pengendalian
yang baik atas fisik / fisiologis dapat meningkatkan / membangun pola pikir.
Pola pikir yang positif dan produktif selanjutnya mendorong perilaku optimis
dalam meraih kualitas hidup optimal.
Kesalahan
antara tubuh (fsik), kerja otak dan emosi sangat penting untuk menggerakkan
energi yang ada pada tubuh secara optimal. Bila “pesan” yang dibangkitkan oleh
fisik / tubuh kualitasnya loyo, lemah, maka otak juga sulit menerima dan
mengolahnya untuk bermobilitas.
Dalam hal
ini, keterampilan komunikasi sangat penting. Dimulai dari komunikasi internal
dengan diri sendiri, dilanjutkan dengan membangun komunikasi secara eksternal
dengan orang lain.
Tiga pilar dalam
mengendalikan tingkah laku
Dimana ada kemauan di situ ada jalan
|
1. Keyakinan dapat menjadi kekuatan untuk menciptakan dan menghasilkan sesuatu. Keyakinan akan membangun rasa kepastian (the feeling of certainty) dan rasa pasti (sense of centainty).
Keyakinan bisa mempengaruhi emosi, tindakan, fisik / tubuh. Keyakinan akan membuat otak menerima perintah pada sistem syaraf yang mengatur terjadinya perubahan biokimia dan selanjutnya mendorong mekanisme kerja. Keyakinan dapat menguasai segala aspek kehidupan, baik menjadi positif maupun negatif.
2. Pilar kedua, cara mengorganisasikan pikiran (sintaksis mental). Sintaksis adalah cara menempatkan panca indera sebagai satu kesatuan terpadu terhadap pengamatan eksternal untuk selanjutnya dibawa ke internal diri kita.
Contoh sintaksis mental
Pada orang tertentu, cara otak merekam nomor 10 digit dengan membagi 3 kelompok angka yakni xxxx-xx-xxxx atau xxx-xxxx-xxx. Bila cara ini diubah akan mengalami kesulitan.
Dalam merekam informasi yang masuk, setiap orang punya organisasi berfikir / strategi berpikir tertentu.
Maka dalam berkomunikasi dengan seseorang, kita harus mengenal sintaksis mentalnya.
3. Pilar ketiga adalah fisik atau tubuh.
Otak dan tubuh terkait secara
menyeluruh satu sama lain.
-
Cara
kita menggerakkan fisik (bernafas, ekspresi wajah, gerakan anggota badan, nada
suara) secara langsung mencerminkan emosi dan posisi otak.
-
Emosi
dan posisi otak akan menentukan bagaimana pola – pola perilaku terjadi.
Ada dua posisi otak dalam
bekerja :
a. Posisi otak secara positif (misalnya : yakin
diri / percaya diri, cinta, gembira) akan memberikan kekuatan – kekuatan pada
diri.
b. Posisi otak secara negatif (misalnya :
rasa takut, galau, cemas, sedih, bingung, stres, frustasi, depresi) akan
membuat diri kita lemah atau “lumpuh”.
Kedua jenis
posisi otak tersebut akan mendapat konfirmasi (penegasan / penyambutan) dari
unsur fisik / tubuh atau tidak. Apabila tidak disambut / tidak dikonfirmasikan
oleh otak (positif – negatif) tersebut juga melemah.
Misalnya :
Apabila kita sedang sedih (otak pada posisi negatif) tetapi secara fisik kita
menolak dengan tetap aktif / energik, maka rasa sedihpun melemah dan bisa
hilang.
Apabila
kita gembira (otak pada posisi positif) dan secara fisik kita juga menyambut,
misalnya dengan wajah berbinar – binar, tepuk tangan, mengangkat bahu, melompat
dan sejenisnya, maka akan tercapai rasa gembira yang optimal.
Perubahan
fisik – fisiologis yang selanjutnya mempengaruhi perubahan kimiawi otak ini,
adalah melalui 5 indera penglihatan, pendengaran, perasaan (lidah), penciuman,
dan rasa sentuhan (perabaan kulit). Kelima indera itulah yang dalam konteks ini
disebut sebagai lima jendela / pintu untuk masuk ke otak dan untuk
berkomunikasi dan memahami perasaan / posisi otak orang lain.
Dari kelima
jendela itu (disebut juga lima modalitas), dalam praktiknya yang paling banyak
berperan ialah 3 modalitas saja, yaitu penglihatan (visual), Pendengaran
(auditorial), perasan/gerak (kinestetik).
http://www.google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar